Senin, 24 Oktober 2011

Saat Terakhir Rosulullah

Di senja itu
Dikeheningan padang arafah yang gersang
Didesa sepi bernama Namira
Rosul Alloh masih saja duduk diatas ontanya, A-lQaswa
Memandang umatnya menuju tebing-tebing dan perbukitan
dalam diam…
dalam kebisuan…

Angin masih saja bertiup semilir
Seolah ikut menghantar mereka pulang
Sesekali langkah mereka terhenti dan menoleh kebelakang
Seperti tak ingin lepas dari wajah bening Rosul Alloh diatas pelana ontanya

“Ayyuhan nas, isma’u qauli”
Dengarlah kata-kataku……
Aku tidak tahu, apakah setelah hari ini
setelah hari yang suci ini
aku bisa bertemu dengan kalian semua

Ingatlah wahai saudaraku
Aku tinggalkan kalian dua amanat
Jika kalian pegang erat
Kalian pasti selamat dan tak akan tersesat
Kitabullah dan sunah Rosul Alloh

Suara sendu di perbukitan itu
seolah pertanda..
seakan firasat…

Dari kejauhan
Dari atas ontanya.Al-Qaswa
Rosul Alloh masih saja memandang umatnya
Seakam berat melepas kepergian mereka
Sahabat dan pengikutnya perlahan surut dan kemudian pulang kembali kerumahnya

Abu bakar yang arif, tersedu menangis menitikan air mata
hatinya berdesah dan berbisik :
“Ya Rosul Alloh, benarkah kita tidak akan bertemu lagi?”

Pada suatu malam di padang Baqi
di pekuburan para syahid yang sepi
isyrat dan pertanda itu ditiupkan kembali
kemudian terdengar suara Rosul Alloh lirih

“Salam sejahtera wahai kalian penghuni kubur
Ingatlah!!
Hari akhir lebih berat pembalasannya daripada di dunia…
Wahai engkau yang sedang terbaring di tanah ini
Kami pasti akan bersua dan menyusul kalian disana”

Dihamparan makam Baqi
Tanda-tanda telah dinampakkan lagi

Demam dan keletihan mulai membalut tubuh Rosul Alloh
Manusia pilihan Tuhan

Dengan berikat kain dikepala
Rosul Alloh tertatih-tataih berjalan perlahan
Bertopang pada Ali bin Abi Tholib
dituntun oleh Al-Abbas menuju rumah Aisyah

Di pembaringan
tubuh Manusia Agung itu
panasnya semakin memuncak
keringat mulai mengucur
membasahi wajah dan jubahnya

Di pangkuan Aisyah
Rosul Alloh menyandarkan kepalanya
Kemudian terdengar desah suaranya yang lirih bergetar
“Wahai Aisyah!!
Ketahuilah bahwa malaikat pencabut nyawa telah datang dan berbisik padaku”

“Ya Rosul
Alloh Azza wa jalla telah mengutusku dan menyuruhku
Agar tidak mencabut ruhmu kecuali dengan izinmu
Ya Rosullulloh, aku menunggu perintahmu”

“Tunggulah
Tunggulah sampai jibril datang padaku,” pintanya perlahan

Tak lama kemudian dalam keheningan
Bersama desiran angin padang pasir,
Jibril datang dihadapan
Suasana terasa demikian syahdu dan semakin mencekam

“YA Muhammad
Sesungguhnya Alloh telah rindu kepadamu.”

“Wahai Jibril
Jangan tinggalkan tempat ini
Temanilah aku
Saat izrail hendak mencabut ruhku”

Angin padang pasir seakan berhenti bertiup dan memberi tanda duka
Awan seakan memayungi rumah Aisyah yang begitu sederhana
Fatimah, putri kesayangan
Mencium ayahandanya yang terbaring kelelahan
Wajahnya memendam duka dan kesedihan yang kian mendalam

Dengan perlahan
Rosul Alloh meraih wajah putri terkasihnya itu
Dibisikkannya lagi sesuatu yang membuat ia tersenyum terharu
“Wahai putri kesayangan Rosul, apa gerangan yang terjadi?”

“Aku sedih, aku menangis dan menitikan airmata
Karena ayahanda mengatakan akan kembali kepada Tuhannya
Aku tersenyum, karena dibisikan bahwa akulah yang pertama yang akan menyusul ayahanda”

Di pembaringan,
Lelaki Agung itu
Masih aja menegadahkan wajahnya kelangit
Kemudian terdengar suara lirih setengah barbisik :
“UMMATI, UMATTI, YA RABB, UMATTI…..

Dengan wajah memendam duka
Aisyah menarik tubuh lunglai itu kepangkuannya

Dalam keletihan, Rosul Alloh membasuh tangannya
dan kemudian mengusapkan air kewajahnya
Diantara desah nafas yang tersendat terdengar doanya lirih

“Ya Alloh,
ampunilah dosaku
rahmatilah aku
pertemukan aku
bersama orang yang Engkau beri nikmat
Para nabi, Shadikin, Syuhada dam Shalihin”

“Ya Alloh
Ampunilah dosaku
Ampunilah dosaku”

Doa itu semakin lirih
Semakin lirih….
Tangan manusia yang Agung yang terkulai itu…. kian lunglai

Izrail perlahan mendekatinya dan mengucapka salam
Kepada manusia Agung pilihan Tuhan itu
“Apa yang engkau perintahkan padaku wahai Muhammad!!!

Tersengar suara yang semakin lirih berbisik
“Al-hiqni bi robbil’an… Al-hiqni bi robbil’an…!!!!
Pertemukan aku dengan tuhanku sekarang juga… sekarang juga!!!!

Isyarat dan tanda itu semakin mendekat
Diantara keletihan dan kesedihannya
Rosul Alloh memandang sendu wajah sahabat-sahabat dan kerabatnya
Dan kemudian bersabda:
Marhaban bikum…
Selamat datang untukmu sekalian
mudah-mudahan Alloh selalu melindungimu dan menolongmu
Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang yata
dari padaNya untuk kalian

Ajal telah semakin mendekat
Dan kembali itu hanya pada Alloh
Kemudian kesidratil Muntaha
Kemudian kesyurga AL-Ma’wa

Manusia Agung yang sedang terbaring keletihan itu
seakan tidak rela umatnya kelak akan mendapat nestapa
dan tidak ikut melangkah kesyurga bersamanya

“Wahai Jibril,” bisiknya
“Siapkan juga bagi umatku….
Sesudahku”

Kemudian
Saat Izrail akam mencabut ruhnya
Masih juga kekasih Alloh itu bertanya kepada Izrail,
“Ya Izrail……
Akankah umatku akan mengalami sakitnya sakaratul maut seperti ini?”

Diantara desah nafas yang tersendat
Rosululloh menegadah
Bermohon lagi kepada Alloh:
“Ya Alloh biarlah aku yang merasakan seluruh kepedihan
saat sakaratul maut ini
Ringankanlah sakaratul maut untuk umatku……
Ringankanlah sakaratul maut untuk umatku……
Ringankanlah sakaratul maut untuk umatku…… Ya Alloh……”

Alloh segera menjawab pinta doa Rosullulloh, kekasinNya
Yang gelisah memikirkan umatnya

“Berilah kabar yang genbira kepada kekasihKU itu, ya Jibril
Bahwa aku tidak akan menelantarkannya
Aku tidak akan menyengsarakannya
Dan bahwa syurga itu diharamkan atas umat-umat yang lain
Sebelum umatnya memasuki syurgaku”

Mendengar janji Alloh
Cahaya mata yang bening itu
Kemudian pajam tertidur dalam keheningan
Dan dalam keabadian untuk selamanya
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun………………………….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar